Minggu, 30 Januari 2011

akhir sebuah cerita

tak mampu lagi diri kupaksakan untuk tak pergi darimu
tak sanggup lagi diriku bertahan untuk hidup bersamamu
walau sesungguhnya diriku ini teramat sayang padamu
dan sejujurnya aku menyadari tiada mudah
bagi diriku melupakanmu menghapuskan bayangmu
tak mudah pula bagi diriku untuk tak membencimu

lelah diriku mencoba mempertahankan semua demi cinta
walau terkadang diri rendah terhina
namun diriku tak kuasa menerima pengkhianatan cinta
langkah terbaik hanyalah berpisah
biarlah cinta dan kenangan terkubur bersama luka
namun tak akan ku biarkan diriku berputus asa

tak mampu lagi diri kupaksakan untuk tak pergi darimu
tak sanggup lagi diriku bertahan untuk hidup bersamamu
walau sesungguhnya diriku ini teramat sayang padamu
dan sejujurnya aku menyadari tiada mudah
bagi diriku melupakanmu menghapuskan bayangmu
tak mudah pula bagi diriku untuk tak membencimu

tak mampu lagi diri kupaksakan untuk tak pergi darimu
tak sanggup lagi diriku bertahan untuk hidup bersamamu

Minggu, 23 Januari 2011

RPP IPA kelas VII

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah : MTs Al Mafatih
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan.
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya.
Indikator : 1. Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan besaran turunan.
2. Menggunakan Satuan Internasional dalam pengukuran.
3. Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu secara sederhana.
4. Menggunakan besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian besaran dan satuan.
2. Mengelompokkan besaran pokok dan besaran turunan.
3. Menggunakan Satuan Internasional sesuai dengan besaran yang diukur dalam pengukuran.
4. Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu terhadap hasil pengukuran.
5. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran : Besaran dan Satuan
Metode Pembelajaran : Model
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode
- Diskusi kelompok
- Eksperimen

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Apakah semua gejala alam termasuk ke dalam besaran?
- Apakah manfaat satuan dalam pengukuran yang kita lakukan?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan besaran dan satuan?
- Apakah Satuan Internasional?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah dalam membaca skala mistar.

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Secara kelompok, peserta didik mendiskusikan pengertian besaran dan klasifikasinya, kemudian membuat kesimpulan sementara dan anggota masing-masing kelompok meng-komunikasikannya.
. Guru menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
. Setiap kelompok diberi tugas untuk mengukur panjang dan lebar meja guru dengan jengkalnya masing-masing dan mistar plastik.
. Peserta didik secara berkelompok melakukan pengukuran panjang dan lebar meja guru dengan jengkalnya masing-masing dan mistar plastik.
. Peserta didik mengamati dan menuliskan datanya ke dalam tabel seperti di bawah ini:

No Nama
Peserta Didik Panjang meja
( jengkal ) Panjang meja
( cm ) Lebar meja
( jengkal ) Lebar meja
( cm )
1
2
3
4
5

. Peserta didik dari setiap kelompok membandingkan data pengukuran yang diperolehnya dengan data anggota kelompok yang lain.


c. Kegiatan Penutup
. Peserta didik (dibimbing guru) melakukan diskusi kelas dari hasil eksperimen kelompok.
. Peserta didik (dibimbing guru) membuat kesimpulan hasil belajar.
. Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap materi yang telah disampaikan.


PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
Secara klasikal guru memberi pertanyaan; apakah manfaat Satuan Internasional?
. Prasyarat pengetahuan
Peserta didik diminta untuk menyebutkan satuan untuk besaran panjang, waktu dan massa.

b. Kegiatan Inti
. Melalui diskusi kelas, guru memberikan informasi tentang Satuan Internasional dari besaran pokok dan besaran turunan.
. Melalui diskusi kelompok, peserta didik diberi tugas untuk menuliskan beberapa contoh penyajian hasil pengukuran, kemudian mengkonversikannya ke dalam Satuan Internasional.
. Guru memberikan informasi cara mengkonversikan satuan dengan memakai tangga konversi dimana setiap kali turun 1 anak tangga dikali 10, sedangkan jika naik dibagi 10.
. Guru memberikan contoh soal latihan cara mengkonversi satuan panjang dengan menggunakan tangga konversi.
. Peserta didik diminta untuk menyebutkan beberapa hasil pengukuran yang biasa mereka temui dalam kehidupan sehari-hari, kemudian mengkonversikannya ke dalam Satuan Internasional.

c. Kegiatan Penutup
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal tentang besaran dan satuan

Sumber Belajar
a. Buku IPA Fisika Jl.1 (Esis) halaman 7-24
b. Buku kerja
c. Lingkungan sekitar
d. Alat ukur

Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian:
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Isian dan PG
c. Contoh Instrumen:
- Instrumen tes Isian
Sebutkan satuan SI untuk setiap besaran pokok!
- Contoh tes PG
Satuan dari besaran turunan ditentukan oleh....
a. jumlah besaran pokok
b. jenis alat ukur yang digunakan
c. nilai besaran turunan
d. satuan besaran pokok penyusunnya


Jakarta, Juli 201
Mengetahui
Kepala MTs Al Mafatih Guru Mata Pelajaran



Ahmad Rizki Hamami, S. Pd i Nur Halimah, S. Pd
NIP. 198108302007101001










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah : MTs Al Mafatih
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan.
Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya.
Indikator : 1. Menggunakan termometer untuk mengukur suhu zat.
2. Membandingkan skala termometer Celsius dengan termometer yang lain.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian suhu.
2. Menjelaskan bagian-bagian dari termometer.
3. Menyebutkan jenis-jenis termometer.
4. Menggunakan termometer untuk mengukur suhu suatu benda.
5. Membaca skala pada termometer.
6. Membandingkan skala pada termometer Celsius dengan termometer skala Kelvin, Reamur dan Fahrenheit.
Materi Pembelajaran : Suhu
Metode Pembelajaran : Model
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode
- Diskusi kelompok
- Eksperimen

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Apakah hubungan suhu dengan panas atau dingin?
- Alat apakah yang dipakai untuk mengukur bila suhu tubuhmu terasa panas?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan suhu?
- Apakah Satuan Internasional dari besaran suhu?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan yang terbuat dari kaca.

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Secara kelompok peserta didik mendiskusikan pengertian suhu, kemudian membuat kesim-pulan sementara, lalu anggota masing-masing kelompok mengkomunikasikannya.
. Guru menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
. Setiap kelompok diberi tugas dengan memanfaatkan indera peraba sebagai alat ukur suhu dan mendiskusikan kekurangannya.
. Peserta didik dalam setiap kelompok memasukkan tangan ke dalam mangkuk yang berisi es, air hangat dan campuran antara es dengan air hangat.
. Setiap kelompok diberikan sebuah termometer untuk mendiskusikan prinsip kerja termometer dan menunjukkan bagian-bagian dari termometer tersebut.
. Guru menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya
. Guru menunjukkan bagian-bagian termometer kepada peserta didik.
. Peserta didik (dibimbing guru) melakukan diskusi kelas dari hasil eksperimen kelompok.

c. Kegiatan Penutup
. Peserta didik (dibimbing guru) membuat kesimpulan hasil belajar
. Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap materi yang telah disampaikan
. Guru memberi tugas rumah untuk mencari informasi mengenai macam-macam termometer.

PERTEMUAN KEDUA

a Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Hasil pengukuran suhu harus dinyatakan dengan satuan; satuan apakah yang dipakai?
- Apakah satuan suhu dalam Standar Internasional (SI)?
. Prasyarat pengetahuan
- Guru menunjukkan sebuah termometer, peserta didik diminta untuk membaca skala.

b. Kegiatan Inti
. Guru mendiskusikan cara membaca skala termometer yang benar.
. Guru mendemonstrasikan langkah-langkah penggunaan, pengukuran suhu suatu objek, dan pembacaan skala pada termometer.
. Melalui diskusi kelompok, peserta didik diberi tugas membandingkan skala pada termometer Celsius dengan termometer Kelvin, Reamur dan Fahrenheit.
. Guru memberikan informasi cara menentukan skala termometer Celsius dengan termometer Kelvin, Reamur dan Fahrenheit dengan perbandingan sebagai berikut
TC : TK : TR : (TF - 32) = 5 : (TC + 273) : 4 : 9.
. Guru memberikan contoh soal latihan mengenai cara menghitung skala termometer Celsius, Kelvin, Reamur, dan Fahrenheit.

c. Kegiatan Penutup
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

Sumber Belajar
a. Buku IPA Fisika Jl.1 (Esis) halaman 25-40
b. Buku kerja
c. Termometer

Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian:
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Isian dan PG
c. Contoh Instrumen:
- Instrumen tes Isian
Mengapa tangan manusia tidak dapat dijadikan alat ukur suhu, padahal tangan dapat membedakan panas dan dingin?
- Contoh tes PG
Bila termometer Celsius menunjukkan skala 80, maka skala Reamur akan menunjukkan....
a. 64° c. 100°
b. 96° d. 150°

Jakarta, Juli 201
Mengetahui
Kepala MTs Al Mafatih Guru Mata Pelajaran



Ahmad Rizki Hamami, S. Pd i Nur Halimah, S. Pd
NIP. 198108302007101001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah : MTs Al Mafatih
Kelas / Semester : VII (tujuh) / Semester 1
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan.
Kompetensi Dasar : 1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : 1. Mengukur besaran fisika secara baik dan benar dengan meng-gunakan alat ukur
2. Memperhatikan dan menerapkan keselamatan kerja dalam pengu-kuran.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Mengetahui cara menentukan besaran panjang suatu benda dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
2. Mengetahui cara menentukan besaran massa suatu benda dengan menggunakan neraca Ohaus dan neraca elektronik.
3. Mengetahui cara menentukan besaran waktu dengan menggunakan stopwatch.
4. Mengetahui cara menentukan volume benda padat yang bentuknya teratur dan tidak teratur.
5. Mengetahui alat-alat laboratorium yang lain beserta fungsinya.
Materi Pembelajaran : Pengukuran
Metode Pembelajaran : Model
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode
- Diskusi kelompok
- Eksperimen
Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan apersepsi
- Bagaimana cara menggunakan alat ukur sederhana?
- Bagaimana mendapatkan hasil pengukuran yang tepat?
- Prasyarat pengetahuan
- Apakah Satuan Internasional (SI) dari besaran panjang, massa dan waktu?
- Bagaimana mengkonversi satuan dari hasil pengukuran ke dalam Satuan Internasional (SI)?
Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan yang digunakan dalam pengukuran.
b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Wakil tiap kelompok diminta untuk mengambil mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
. Guru menunjukkan bagian-bagian mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup kepada peserta didik.
. Guru meminta salah satu peserta didik untuk melakukan hal yang sama seperti yang ditunjukkan oleh guru, jika ada kesalahan langsung diberi umpan balik.
. Guru mendemonstrasikan langkah-langkah penggunaan alat ukur, pengukuran suatu objek, cara membaca skala, menentukan nilai dan membandingkan tingkat ketelitian dari hasil pengukuran dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
. Guru melakukan hal yang sama terhadap neraca Ohaus, neraca elektronik, dan stopwatch.
. Peserta didik mengerjakan lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru.
. Guru memeriksa kegiatan pengukuran yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (dibimbing guru) merangkum kegiatan yang telah dilaksanakan.
. Uji kompetensi lisan:
- Sebutkan bagian-bagian dari jangka sorong, mikrometer sekrup dan neraca Ohaus.
- Sebutkan tingkat ketelitian dari hasil pengukuran dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Bagaimana mengukur volume dari benda berbentuk teratur dan benda tidak teratur?
- Bagaimana cara menggunakan alat-alat di laboratorium dengan aman?
. Prasyarat pengetahuan
- Bagaimana rumus untuk menghitung volume bangun ruang?
- Bagaimana cara mengetahui volume benda yang berbentuk tidak teratur?
- Alat-alat apa sajakah yang ada di laboratorium?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan yang di gunakan dalam pengukuran!
b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Wakil tiap kelompok diminta untuk mengambil jangka sorong, gelas ukur, tiga buah benda yang bentuknya tidak teratur dan beberapa balok yang terbuat dari kayu, aluminium dan besi.
. Peserta didik dalam setiap kelompok mengukur panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t) dari bebe-rapa balok dengan menggunakan jangka sorong.
. Peserta didik dalam kelompok menghitung volume balok yang telah diukur dengan meng-gunakan rumus V = p  l  t .
. Guru mendemonstrasikan langkah-langkah untuk menghitung volume zat cair dengan meng-gunakan gelas ukur.
. Guru mendemonstrasikan langkah-langkah untuk menghitung volume balok secara langsung dan beberapa benda tidak teratur berdasarkan selisih volume cair pada gelas ukur.
. Guru meminta seorang peserta didik untuk melakukan hal yang sama seperti telah ditunjuk-kan oleh guru; jika ada kesalahan langsung diberi umpan balik.
. Peserta didik mengerjakan lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru.
. Guru memeriksa kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Guru mempresentasikan alat-alat laboratorium yang lain beserta fungsinya dan menunjuk-kannya kepada peserta didik.
c. Kegiatan Penutup
. Guru memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
Sumber Belajar
a. Buku IPA Fisika Jl.1 (Esis) halaman 41-64
b. Buku kerja
c. Alat-alat ukur
Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian:
- Tes unjuk kerja
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Uji petik kerja produk
- Uraian
c. Contoh Instrumen:
- Instrumen eksperimen
Menentukan volume benda padat yang bentuknya tidak teratur menggunakan gelas ukur.
Benda Volume air Volume benda + air Volume benda
Benda 1
Benda 2
Benda 3

- Contoh tes uraian
Sebutkan lima macam alat laboratorium beserta fungsinya.


Jakarta, Juli 201
Mengetahui
Kepala MTs Al Mafatih Guru Mata Pelajaran



Ahmad Rizki Hamami, S. Pd i Nur Halimah, S. Pd
NIP. 198108302007101001










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah : MTs Al Mafatih
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya.
Kompetensi Dasar : 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : 1. Menyelidiki perubahan wujud zat.
2. Menafsirkan gaya tarik antar-partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran.
3. Membedakan kohesi dan adhesi berdasarkan pengamatan.
4. Mengkaitkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Mengamati perubahan wujud zat.
2. Membuktikan bahwa partikel dapat bergerak.
3. Mengamati pengaruh suhu terhadap kecepatan gerak partikel.
4. Mengamati meniskus pada permukaan zat cair.
5. Mengamati peristiwa kapilaritas pada pipa kapiler yang diameternya berbeda.
6. Menyebutkan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja berdasarkan efek kapilaritas.
Materi Pembelajaran : Wujud zat
Metode Pembelajaran : Model
- Direct Instruction(DI)
- Cooperative Learning
Metode
- Diskusi kelompok
- Eksperimen

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Bagaimana air laut bisa berubah wujud menjadi kristal-kristal garam?
- Bagaimana es bisa mencair?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah wujud suatu zat dapat berubah?
- Faktor apakah yang mempengaruhi perubahan wujud?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Wakil tiap kelompok diminta untuk mengambil pemanas spiritus, gelas kimia, lilin, kapur barus, spiritus, air dingin, air panas, gula pasir dan es batu secukupnya.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan beberapa sifat wujud zat padat, cair dan gas.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen perubahan wujud zat.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
. Guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan eksperimen secara berkelompok.
. Peserta didik melakukan eksperimen dengan menggunakan gula pasir yang dicampur dengan air dingin, kemudian gula pasir dengan air panas untuk mengamati pengaruh suhu terhadap kecepatan partikel.
. Guru memeriksa kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukan dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik berdiskusi kelompok untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaan.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.

PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Mengapa air membasahi dinding kaca, sedangkan raksa tidak?
- Mengapa serangga dapat berjalan di atas air?
- Mengapa minyak tanah dapat merambat naik di sepanjang sumbu kompor?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan kohesi dan adhesi?
- Apakah yang dimaksud dengan tegangan permukaan?
- Apakah yang dimaksud dengan kapilaritas?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Wakil tiap kelompok diminta untuk mengambil dua buah tabung reaksi, air, minyak goreng, tiga pipa kapiler (diameternya berbeda) dan gelas kimia.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pengertian kohesi dan adhesi serta beberapa contoh peristiwanya.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen untuk mengamati meniskus pada permukaan zat cair.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
. Guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan eksperimen secara berkelompok.
. Peserta didik melakukan eksperimen dengan menggunakan gelas kimia yang terisi penuh dengan air, kemudian mencelupkan ketiga pipa kapiler ke dalam air dengan posisi tegak dan mengamati apa yang terjadi.
. Guru memeriksa kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh peserta didik apakah sudah dila-kukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja berdasarkan efek kapilaritas
. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaan dan mempresentasikannya secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
. Guru memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
Sumber Belajar
a. Buku IPA Fisika Jl.1 (Esis) halaman 65-76
b. Buku kerja
c. Alat-alat praktikum
Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian:
- Tes unjuk kerja
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Uji petik kerja produk
- PG dan Uraian
c. Contoh Instrumen:
- Contoh tes PG:
Faktor yang menentukan wujud sebuah materi adalah....
a. gerak Brown c. gaya ikat antar-molekul
b. adhesi d. kohesi
- Contoh tes Uraian:
Minyak wangi ketika berada di udara terbuka akan cepat habis. Mengapa demikian?

Jakarta, Juli 2010
Mengetahui
Kepala MTs Al Mafatih Guru Mata Pelajaran



Ahmad Rizki Hamami, S. Pd i Nur Halimah, S. Pd
NIP. 198108302007101001

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MTs Al Mafatih
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar : 3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : 1. Menjelaskan dari hasil percobaan bahwa massa jenis adalah salah satu ciri khas suatu zat.
2. Menghitung massa jenis suatu zat.
3. Menggunakan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menyimpulkan bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu zat.
2. Menyimpulkan pengaruh massa dan volume terhadap massa jenis suatu zat.
3. Menghitung massa jenis suatu zat.
4. Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran : Massa Jenis
Metode Pembelajaran : Model
- Direct Instruction(DI)
- Cooperative Learning
Metode
- Diskusi kelompok
- Eksperimen

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Apakah wujud zat dapat dibedakan berdasarkan massa jenisnya?
- Apakah massa dan volume mempengaruhi massa jenis suatu zat?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah massa jenis merupakan ciri khas suatu zat?
- Faktor apakah yang mempengaruhi massa jenis suatu zat?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Wakil tiap kelompok diminta untuk mengambil neraca dua lengan, mistar, kayu, besi, alumunium, busa, dan karet.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan massa jenis sebagai ciri khas suatu zat.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen pengaruh massa dan volume benda terhadap massa jenisnya.
. Guru memeriksa kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik berdiskusi kelompok untuk membuat kesimpulan dari data percobaan.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.
PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Bagaimana menghitung massa jenis suatu zat?
- Mengapa air laut di muara sungai tidak dapat segera bercampur dengan air sungai?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah rumus massa jenis suatu zat?
- Bagaimana aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari?


a. Kegiatan Inti
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan faktor yang mempengaruhi massa jenis zat.
. Guru memberikan contoh soal cara menghitung massa jenis suatu zat.
. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menjawab soal mengenai massa jenis suatu zat di depan kelas, sedangkan peserta didik yang lain memperhatikannya.
. Guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan oleh peserta didik.
. Guru mengoreksi jawaban peserta didik. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan aplikasi konsep massa jenis.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
. Guru memberi penghargaan kepada peserta didik yang dapat menjawab soal dengan benar.
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman pelajaran.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

Sumber Belajar
a. Buku IPA Fisika Jl.1 (Esis) halaman 77-88
b. Buku kerja
c. Alat-alat praktikum

Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian
- Tes unjuk kerja
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen
- Uji petik kerja produk
- PG dan Uraian
c. Contoh Instrumen
- Contoh tes PG:
Jika sebatang besi dibagi menjadi dua bagian, massa jenisnya....
a. tetap c. menjadi dua kali mula-mula
b. menjadi setengah mula-mula d. menjadi seperempat mula-mula
- Contoh tes Uraian:
Mengapa di muara sungai, air laut tidak dapat segera bercampur dengan air sungai?



Jakarta, Juli 201
Mengetahui
Kepala MTs Al Mafatih Guru Mata Pelajaran



Ahmad Rizki Hamami, S. Pd i Nur Halimah, S. Pd
NIP. 198108302007101001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah : MTs Al Mafatih
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya.
Kompetensi Dasar : 3.3 Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehi-dupan sehari-hari.
Indikator : 1. Menyelidiki proses pemuaian pada zat padat, cair dan gas.
2. Membandingkan pemuaian zat cair dan zat padat.
3. Mengidentifikasi muai volume berbagai jenis zat cair.
4. Menunjukkan prinsip pemuaian dalam teknologi.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menyelidiki muai panjang dan volume pada zat padat.
2. Menyelidiki besar pemuaian berbagai macam zat cair.
3. Membandingkan pemuaian zat padat dan cair.
4. Menyelidiki jenis pemuaian yang dapat dilakukan oleh zat gas.
5. Mengaplikasikan konsep pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran : Pemuaian Zat
Metode Pembelajaran : Model :
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode :
- Diskusi kelompok
- Eksperimen

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Mengapa panas dapat menyebabkan pemuaian?
- Samakah muai panjang berbagai zat padat?
- Manakah yang lebih besar: pemuaian zat padat atau cair?
. Prasyarat pengetahuan
- Faktor apakah yang mempengaruhi pemuaian?
- Alat apakah yang dapat digunakan untuk menyelidiki muai panjang zat padat?
- Mengapa pemuaian zat cair lebih besar daripada pemuaian zat padat?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Wakil tiap kelompok diminta untuk mengambil alat musschenbroek, beberapa batang logam, sebuah bola logam dan bingkainya, serta pembakar bunsen.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan faktor yang mempengaruhi pemuaian.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen pemuaian panjang dan volume pada zat padat.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
. Guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan eksperimen kelompok tentang pemuaian berbagai macam zat cair.
. Peserta didik melakukan eksperimen dengan menggunakan empat buah labu yang dilengkapi pipa kapiler; yang masing-masing diisi dengan air, eter, bensin dan alkohol kemudian dipanaskan dan amati apa yang terjadi.
. Guru memeriksa kegiatan eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik berdiskusi kelompok untuk membuat kesimpulan dari data percobaan.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan perbandingan pemuaian zat padat dan cair.

c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.




PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Apakah gas juga memuai jika dipanaskan?
- Mengapa sambungan rel kereta api selalu dibuat bercelah pada saat dipasang?
. Prasyarat pengetahuan
- Faktor apakah yang menyebabkan gas dapat memuai dan menyusut?
- Bagaimana aplikasi konsep pemuaian dalam kehidupan sehari-hari?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Wakil tiap kelompok diminta untuk mengambil sebuah labu berpipa kapiler, air hangat, air es, dua lembar kain lap, zat pewarna dan sebuah bejana berisi air dingin.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen pemuaian gas.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
. Guru memeriksa eksperimen pemuaian gas yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik berdiskusi kelompok untuk membuat kesimpulan dari data percobaan.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan aplikasi konsep pemuaian.

c. Kegiatan Penutup
. Guru memberi penghargaan kepada peserta didik yang dapat menjawab soal dengan benar.
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

Sumber Belajar
a. Buku IPA Fisika Jl.1 (Esis) halaman 89-102
b. Buku kerja
c. Alat-alat praktikum

Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian:
- Tes unjuk kerja
- Tes tertulis
- Observasi
b. Bentuk Instrumen:
- Uji petik kerja produk
- PG dan Uraian
c. Contoh Instrumen:
- Contoh tes PG
Jika sebuah benda dipanaskan, maka..
a. volumenya bertambah c. massanya bertambah
b. massa jenisnya bertambah d. gerak partikelnya menjadi lambat
- Contoh tes Uraian :
Mengapa pemasangan kabel listrik, tidak boleh ditegangkan?




Jakarta, Juli 2010
Mengetahui
Kepala MTs Al Mafatih Guru Mata Pelajaran



Ahmad Rizki Hamami, S. Pd i Nur Halimah, S. Pd
NIP. 198108302007101001





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah : MTs Al Mafatih
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud dan perubahannya.
Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : 1. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan peruba-han wujud zat.
2. Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat.
3. Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan.
4. Menyelidiki kalor yang dibutuhkan pada saat mendidih dan melebur
5. Menerapkan hubungan Q = m c t, Q = m U dan Q = m L untuk menyelesaikan masalah sederhana.
6. Menunjukkan pemanfaatan sifat kalor dalam kehidupan sehari-hari.
7. Menjelaskan macam-macam perpindahan kalor.
8. Menunjukkan penerapan sifat-sifat perpindahan kalor.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Mengamati perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu.
2. Mengamati benda yang dapat menerima dan melepas kalor.
3. Mengamati hubungan antara kalor dan wujud zat.
4. Menjelaskan hubungan antara kalor dan penguapan.
5. Mengamati suhu air ketika mendidih.
6. Menyelidiki pengaruh tekanan dan ketidakmurnian zat terhadap titik didih.
7. Mengamati peristiwa peleburan dan pembekuan.
8. Menyelidiki pengaruh tekanan dan ketidakmurnian zat terhadap titik lebur.
9. Mengamati hubungan antara kalor dengan kenaikan suhu, massa zat dan jenis zat
10. Menerapkan hubungan antara kalor dengan kenaikan suhu, massa dan jenis zat dalam soal.
11. Mengamati hubungan antara kalor lebur dengan massa zat dan jenis zat.
12. Menerapkan hubungan antara kalor lebur dengan massa dan jenis zat dalam soal.
13. Mengaplikasikan konsep pemanfaatan sifat kalor dalam kehidupan sehari-hari.
14. Membedakan macam-macam perpindahan kalor.
15. Mengamati daya hantar kalor air.
16. Mengamati perpindahan kalor secara konveksi pada air.
17. Mengamati daya serap radiasi kalor.
18. Mengaplikasikan penerapan sifat-sifat perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran : Kalor
Metode Pembelajaran : Model
- Direct Instruction (DI).
- Cooperative Learning.
Metode
- Diskusi kelompok.
- Eksperimen

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Mengapa logam dapat menjadi panas jika dijemur di bawah terik matahari?
- Mengapa es yang dibiarkan di tempat terbuka lama-kelamaan akan mencair?
- Mengapa kupu-kupu cepat kehilangan panas tubuh, sehingga mudah kedinginan?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah kalor merupakan salah satu bentuk energi?
- Apakah semua benda dapat menerima dan melepas kalor?
- Faktor apa sajakah yang mempercepat penguapan?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.
b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Wakil tiap kelompok diminta untuk mengambil gelas beker, bejana plastik, bejana logam, pembakar bunsen, termometer, air dingin, air panas dan es batu.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat mengubah suhu benda dan setiap benda dapat menerima dan melepas kalor.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen perpindahan energi dan hubungan antara kalor dengan wujud zat.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan hubungan antara kalor dengan pengua-pan dan faktor-faktor yang mempercepat penguapan.
. Guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan eksperimen tentang pengaruh tekanan dan ketidakmurnian zat terhadap titik didih.
. Peserta didik melakukan eksperimen dengan menggunakan labu didih, selang karet, termo-meter, pembakar bunsen dan penyangganya, air, garam dapur, gelas beker 100 mL, dan stopwatch.
. Guru memeriksa kegiatan eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaan dan mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (dibimbing guru) merangkum kegiatan yang telah dilaksanakan.
PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Mengapa pemain ice-skating dapat dengan mudah meluncur di atas lapisan es?
- Samakah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat kalau massanya berbeda?
. Prasyarat pengetahuan
- Bagaimana pengaruh tekanan terhadap titik lebur zat?
- Hal apa sajakah yang mempengaruhi besarnya kalor dalam mengubah suhu suatu zat?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.
b. Kegiatan Inti
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan perbedaan antara melebur dan membeku.
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Wakil tiap kelompok diminta untuk mengambil parafin murni, bejana logam, pembakar bunsen, stopwatch, termometer, sebongkah es batu, seutas kawat, dua beban; masing-masing bermassa 1 kg dan dua penumpu.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen peleburan dan pembe-kuan serta pengaruh tekanan pada titik lebur es.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pengaruh tekanan dan ketidakmurnian zat terhadap titik lebur.
. Guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan eksperimen mengenai hubu-ngan antara kalor dengan kenaikan suhu, massa zat dan jenis zat.
. Peserta didik melakukan eksperimen dengan pemanas listrik (heater), kalorimeter, termo-meter, stopwatch, joulemeter, gelas kimia, air dan minyak goreng.
. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaan.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
. Guru memberi contoh soal mengenai hubungan antara kalor dengan kenaikan suhu, massa zat dan jenis zat.
. Salah seorang peserta didik ditunjuk untuk menyelesaikan soal (dibimbing guru) di hadapan peserta didik lainnya.
c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
PERTEMUAN KETIGA
a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Samakah prinsip kerja antara pendingin ruangan dengan lemari es?
- Mengapa benda yang berwarna hitam lebih menyerap panas daripada benda berwarna putih?
. Prasyarat pengetahuan
- Bagaimana aplikasi konsep pemanfaatan sifat kalor dalam kehidupan sehari-hari?
- Apakah perbedaan antara konduksi, konveksi dan radiasi?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.
b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Wakil tiap kelompok diminta untuk mengambil mentega, kapur barus, lilin, gelas kimia dan stopwatch.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen hubungan antara kalor lebur dengan massa zat dan jenis zat.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan hubungan antara kalor lebur dengan massa zat dan jenis zat.
. Guru memberi contoh soal tentang hubungan kalor lebur dengan massa zat dan jenis zat.
. Salah seorang peserta didik ditunjuk untuk menyelesaikan soal (dibimbing guru) di hadapan peserta didik lainnya.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pemanfaatan sifat kalor dalam kehidupan sehari-hari.
. Guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan eksperimen mengenai macam-macam perpindahan kalor (konduksi, konveksi dan radiasi).
. Peserta didik melakukan eksperimen dengan menggunakan tabung reaksi, es batu, potongan kecil plat besi, pemanas serta dudukannya, labu didih, penyangga kaki tiga, air, zat pewarna, bohlam yang dicat hitam, bohlam yang dicat hitam dan pipa U.
. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaan.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan penerapan sifat-sifat perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
Sumber Belajar
a. Buku IPA Fisika Jl.1 (Esis) halaman 103-140.
b. Buku kerja.
Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian:
- Tes unjuk kerja
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Uji petik kerja produk
- PG
c. Contoh Instrumen:
- Contoh tes PG
Jika memasak air, seluruh bagian air akan menjadi panas. Hal ini disebabkan kalor dipindahkan dalam air secara....
a. konduksi c. radiasi
b. konveksi d infeksi

Jakarta, Juli 201
Mengetahui
Kepala MTs Al Mafatih Guru Mata Pelajaran



Ahmad Rizki Hamami, S. Pd i Nur Halimah, S. Pd
NIP. 198108302007101001

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah : MTs Al Mafatih
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : 4. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan.
Kompetensi Dasar : 4.2 Menganalisa data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : 1. Menemukan ciri Gerak Lurus Beraturan (GLB).
2. Menemukan persamaan laju yang ditempuh.
3. Menyelidiki Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
4. Menerapkan konsep kecepatan dan kelajuan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menunjukkan konsep GLBB dalam kehidupan sehari-hari.
6. Mendefinisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan setiap satuan waktu.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian gerak dan sifatnya.
2. Membedakan pengertian perpindahan dan jarak.
3. Menjelaskan pengertian kelajuan.
4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelajuan.
5. Menjelaskan pengertian GLB.
6. Menjelaskan ciri GLB.
7. Mengamati GLB.
8. Menjelaskan pengertian kecepatan.
9. Menjelaskan pengertian GLBB.
10. Menjelaskan pengertian percepatan.
11. Mengamati gerak lurus dipercepat beraturan.
12. Menyebutkan GLBB yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran : Gerak
Metode Pembelajaran : Model:
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode:
- Diskusi kelompok
- Ceramah
- Eksperimen

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apresepsi
- Apakah mobil yang melintas di jalanan tergolong melakukan gerak?
- Bagaimana cara menghitung kelajuan rata-rata mobil yang sedang bergerak?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan gerak?
- Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kelajuan suatu benda?

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pengertian gerak dan sifatnya.
. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya tentang beberapa contoh gerak.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pengertian perpindahan, jarak, dan kelajuan.
. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya menjelaskan faktor-faktor yang mem-pengaruhi kelajuan suatu benda.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
. Guru memberikan contoh soal cara menghitung kelajuan suatu benda.
. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menjawab soal mengenai kelajuan suatu benda di depan kelas, sedangkan peserta didik yang lain memperhatikannya.
. Guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan oleh peserta didik.
. Guru mengoreksi jawaban peserta didik. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.


c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apresepsi:
- Apakah tujuan lintasan rel kereta api harus dibuat lurus dan mendatar?
- Gerak jatuh peloncat indah tergolong GLB atau GLBB?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan GLB?
- Apakah ciri dari GLBB?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pengertian GLB dan cirinya.
. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya mengenai contoh gerak lurus ber-aturan.
. Wakil tiap kelompok diminta mengambil pewaktu ketik dan sebuah mobil mainan.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengamati GLB.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pengertian kecepatan dan percepatan benda.
. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya mengenai pengertian GLBB dan cirinya.
. Guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan eksperimen mengamati gerak lurus dipercepat beraturan.
. Peserta didik secara berkelompok melakukan eksperimen dengan menggunakan papan, balok kayu, sebuah mobil mainan dan pewaktu ketik.
. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaan untuk membandingkan karakteristik GLB dan GLBB.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
. Guru memberikan contoh soal cara menghitung kecepatan dan percepatan suatu benda.
. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menjawab soal mengenai kecepatan dan percepatan suatu benda di depan kelas, sedangkan peserta didik yang lain memperhatikannya.
. Guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan oleh peserta didik.
. Guru mengoreksi jawaban peserta didik. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung mem-berikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

Sumber Belajar
a. Buku IPA Fisika Jl.1 (Esis) halaman 142-163
b. Buku referensi yang relevan
c. Alat-alat praktikum

Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian:
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- PG
- Uraian
c. Contoh Instrumen:
- Contoh tes PG
Benda bergerak beraturan jika....
a. kelajuan tetap c. kelajuan berubah-ubah beraturan
b. ada percepatan d. percepatan berubah-ubah beraturan
- Contoh tes uraian
Albert menempuh jarak 72 km dalam waktu 100 menit. Berapa kelajuan Albert jika dinyatakan dalam satuan m/s?



Jakarta, Juli 201
Mengetahui
Kepala MTs Al Mafatih Guru Mata Pelajaran



Ahmad Rizki Hamami, S. Pd i Nur Halimah, S. Pd
NIP. 198108302007101001

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP PROTISTA (Eksperimen di Kelas X MAN 22 Palmerah, Jakarta Barat)

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Dimana pun di dunia ini terdapat masyarakat, dan disana pula terdapat pendidikan. Pendidikan juga merupakan kebutuhan hajat orang banyak. Kebutuhan pendidikan merupakan hak azazi setiap manusia.
Menurut Undang- undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1):
”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sejak mereka lahir sampai akhir hayat. Pernyataan tersebut menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari proses belajar itu sendiri sampai kapanpun dan dimanapun manusia itu berada dan belajar juga menjadi kebutuhan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) telah melaju dengan pesatnya karena seiring dengan perkembangan teknologi. Perkembangan yang pesat telah menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA, yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat.
Pendidikan IPA sebagai salah satu mata pelajaran sains yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pembelajaran IPA khususnya biologi diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar secara aktif, baik fisik, mental-intelektual, maupun sosial (kelompok) untuk memahami konsep-konsep IPA. Dalam mengembangkan pembelajaran biologi di kelas, yang diharapkan adalah keterlibatan aktif seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Biologi merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat besar pengaruhnya untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. IPA juga berperan penting dalam usaha menciptakan manusia yang berkualitas. Biologi lebih menekankan kegiatan belajar mengajar, mengembangkan konsep dan keterampilan proses siswa dengan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan bahan kajian yang diajarkan. Pelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara ”mengetahui” dan cara ”mengerjakan” yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam.
Kegiatan-kegiatan di dalam pembelajaran biologi merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana siswa dapat memahami konsep-konsep. Pemahaman yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diukur dengan memberikan tes kepada siswa sehingga perlu diadakan penelitian untuk mencari metode yang efektif dalam proses belajar di kelas sehingga dapat memberikan alternatif pendekatan atau model yang memungkinkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran biologi dengan kekhususan pokok bahasan pada pelajaran biologi.
Pendidik memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Ini merupakan suatu tantangan bagi para pendidik. Pendidik harus mencari metode atau model pembelajaran yang dapat menjadikan kegiatan di kelas sebagai kegiatan yang menyenangkan, menggembirakan, membangun persatuan, membangkitkan minat, meningkatkan motivasi siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa. Disinilah diperlukannya profesionalisme seorang guru mutlak sebagai bekal proses kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pendidik memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Terutama dalam tuntutan kurikulum KTSP, guru harus bisa mengimplementasikan pembelajaran lebih berpusat pada siswa atau student center. Kemampuan mengajar guru yang efektif amat diperlukan untuk menunjang pembelajaran student center tersebut.
Guru dan proses pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki keterkaitan sangat erat dan mutlak. Artinya guru akan lebih memiliki makna secara edukatif jika guru itu mampu melakukan proses pembelajaran yang baik, tepat, akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan.
Tuntutan kurikulum dalam student center salah satunya adalah dapat mengaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pendidik harus lebih memahami berbagai karakteristik siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya bidang studi biologi. Karakteristik siswa yang pendiam (pasif) ataupun aktif pada proses pembelajaran perlu dipahami guru karena proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Interaksi yang baik apabila suasana yang terjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa dan guru. Untuk itu diperlukan suatu metode atau model pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif, sehingga motivasi dan aktifitas siswa akan meningkat. Metode atau model tersebut harus sesuai dengan kondisi dan situasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu pendidik dapat mengubah pola yang selama ini dijalankan yaitu dari belajar individual atau belajar konvensional menjadi belajar kelompok atau model Cooperatif Learning (pembelajaran kooperatif).
Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan daya nalar, cara berfikir logis, aktif, kreatif, terbuka, ingin tahu. Selain itu, model ini mampu meningkatkan interaksi, meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dan akan meningkatkan motivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan adanya kelompok belajar yang besar di kelas, maka pembelajaran kooperatif diperlukan untuk dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan efektif.
Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai tipe, tipe-tipe kooperatif dikembangkan oleh Kagan (1998). Kagan membagi tipe tersebut berdasarkan interaksi antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Talking Chips. Talking chips merupakan pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Pada tipe ini setiap siswa dituntut untuk memberikan saran, pendapat, ide, bahkan untuk menjawab soal yang diberikan guru, dengan cara mengangkat atau mengajukan kartu yang diberikan guru pada setiap siswa.
Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe talking chips. Model pembelajaran kooperatif tipe Talking chips digunakan dalam proses pembelajaran untuk mengukur keaktifan seluruh siswa. Tipe ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam berkomunikasi dengan guru atau siswa lainnya di dalam kelas. Sehingga terjadilah suatu pembelajaran yang hidup di dalam kelas. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam model ini yaitu siswa dibentuk kelompok, diberikan kartu dan topik masalah, penggunaan kartu sampai semua kartu habis dan topik selesai.
Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep biologi berhubungan erat dengan kemampuan dasar (intake) siswa yang masuk ke MAN 22 Palmerah Jakarta yang rendah karena siswa kelas X merupakan transisi dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan observasi, intake siswa dilihat dari rentang NEM berkisar antara 23-30 dari empat mata pelajaran. Masalah yang dihadapi MAN 22 Palmerah pada observasi kelas diantaranya sikap kurang aktif, kelas kurang berpusat pada siswa yang seharusnya student center, kurang interaksi antara siswa dengan guru, hal ini disebabkan kurang aktifnya peran guru. Dengan demikian diperlukan pengenalan metode pembelajaran kooperatif tipe talking chips kepada guru.
Oleh karena itu, terdapat karakter siswa pasif dan aktif. Model pembelajaran kooperatif tipe Talking chips baik digunakan untuk siswa pasif agar menjadi siswa aktif dalam proses pembelajaran. Jika siswa aktif maka akan terbentuk ide-ide yang dapat mereka kembangkan sehingga mampu meningkatkan kemampuan kognitif mereka.
Dewasa ini telah banyak digunakan model pembelajaran kooperatif. Bahkan pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu model pembelajaran yang banyak dikembangkan. Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep, tetapi juga membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, berfikir kritis dan mengembangkan sikap sosial siswa
Untuk itulah penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips Terhadap Hasil Belajar Biolog Pada Konsep Protistai”. Pelaksanaannya yaitu dengan membandingkan siswa kelas X yang diberi perlakuan model kooperatif tipe talking Chips dengan model diskusi pada pokok bahasan Protista, dan diharapkan model kooperatif tipe talking chips dapat meningkatkan hasil belajar biologi.

B. Identifikasi Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis mengidentifikasi masalah dalam pernyataan penelitian sebagai berikut:
1) Siswa sulit memahami konsep protista karena merupakan konsep yang diterima siswa di kelas X semester 1.
2) Kemampuan dasar (intake) siswa rendah berdasarkan nilai NEM siswa.
3) Dibutuhkan suatu model pembelajaran untuk mengukur keaktifan seluruh siswa yang dapat mengubah karakteristik siswa pasif menjadi aktif
4) Tuntutan kurikulum dalam student center yaitu menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
5) Siswa memiliki karakteristik seperti pasif dan aktif.
6) Talking chips merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menguasai konsep protista.



C. Pembatasan Masalah
Melihat latar belakang yang ada, peneliti membatasi pada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe talking chips terhadap hasil belajar biologi pada konsep protista sebagai implementasi suatu model pembelajaran dalam pelajaran biologi. Penelitian ini menggunakan ranah kognitif dengan jenjang C1 sampai C6 pada hasil belajar biologi siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri 22 Palmerah semester I pada pokok bahasan protista untuk mengukur hasil belajar siswa, namun untuk melengkapi deskripsi pembelajaran saat proses belajar mengajar berlangsung digunakan lembar angket yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model kooperatif tipe talking chips untuk melihat tingkat pengaruh serta tanggapan siswa terhadap model yang diterapkan.


D. Perumusan Masalah
Masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan “Apakah hasil belajar biologi yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking chips lebih baik daripada yang diajarkan dengan motode diskusi kelompok biasa ?

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:
1) Bagi peneliti, menyampaikan informasi tentang pengaruh dari model pembelajaran kooperati tipe talking chips terhadap hasil belajar biologi.
2) Bagi guru, dapat menjadikan salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar.
3) Bagi siswa, dapat memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan, bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan kemampuan berfikir dan berpendapat, serta memberikan bekal untuk dapat bekerjasama dengan orang lain baik dalam belajar maupun dalam masyarakat.
4) Memberikan wacana dan bidang kajian bagi berbagai kalangan dalam mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik.